Sabtu, 28 April 2012

BERBALAS PUISI MUHRAIN DENGAN SAHABAT SASTRA




Sumber Ilustrasi Puisi:

http://www.pbase.com/arian001/image/121751564.jpg


...

PERENJAK BERJARAK

Oleh: Muhammad Rain


ranting-ranting sajak
di sanalah ia bertengger
kaki-kaki lentik mencengkram
di ketinggian pucuk
angin dan dingin musim
meski sarangnya
tak serimbun ekor nyembul Cendrawasih

Perenjak berangkulan sesamanya
saling berbual bersihkan bulu semesta
lihatlah tarian serempak
lompatan-lompatan bisa saja
membuat gerombolan jatuh nungkik ke tanah
ranah telaga air sedada

bicaranya Cericit sentimentil
batu sekecil pasir boleh ditepisnya
meski bukan burung Hantu
Parkit paling kelenger
menyerang mereka
pengunjung lata

tak disangka cakarnya
merusak mata baca
kata-kata berkaca-kaca
kedip-kedipan membela cahaya.




PUISI TANDINGAN:


BELAJAR PADA PERENJAK*


Oleh: Hamberan Syahbanna


Ajari aku bagaimana caranya
bertengger dan mencengkeram di ranting-ranting
meski kutahu sarangmu tak begitu rimbun
dan sarangmu pun tak seindah ekor cendrawasih
ekor cendrawasih yang cemerlang

Ajari aku berangkulan dan bermesraan
saling membersihkan dekil-dekil di antara kami
atau sesekali ajari aku melayang dan menukik
ke ujung jantung-jantung mereka yang biasa
bergerombol mematuk-matuk yang bukan hak mereka
yang begitu rakus melahap meludas secara buas

Ajari aku bicara sentimentil agar mereka
terbuai dan tak sadar menelan batu kerikil
hingga batu cadas biar sampai berdarah-darah
jadi hingar jadi bingar lantas keblinger dan buyar
saat itulah nanti ku kan menyerang mereka
meski hanya dengan untaian kata tapi cukup berbisa.


Facebook, 22 Mei 2011








DUO LAKNAT
Puisi Tandingan Muhammad Ikbal dengan Muhammad Rain

LAKNAT I
(Versi: Muhammad Ikbal)

u, puan
penjaja rupa dagangan
disebuah kedai kecil berjualan
menunggu pembeli

setapak jalan; langkah mengalun
permisi, aku lewat jalan ini
semerbak kasturi;
semisal racun puan semai-
berjatuhan sudah bulu hidung berguguran

demi cermin
menjadi saksi birahi tiada terkatakan
apatah tiada heran
bersolek diri, memberi puja puji
mungkin; sebentar lagi akan pergi
mati-

zinalah diri
anggara biji mata meliuk dalam telanjang tubuhmu
ah !

aku berlindung dari lidah birahimu yang meremukkan persendian-

Sumber Puisi di Atas:

(http://www.facebook.com/muhammad.rain/posts/133388230072588?notif_t=feed_comment)


Bentuk puisi yang lebih panjang di atas seterusnya dirubah oleh Muhammad Ikbal menjadi lebih pendek berikut ini:

LAKNAT

- aku berlindung dari lidah birahimu yang meremukkan persendian, lantas memasukkanku dalam penjara neraka


Sumber Puisi di Atas:

(http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150192366279495).





LAKNAT II
(Versi: Muhammad Rain)


Laknat!
telah laknat ketelanjangan tubuhmu
dari cumbu api neraka dan panas besi baja

Laknat!
meski kau perempuan dalam huru-hara
kau cambuk nafsu kaum buruh syahwat
dengarkah wahai
telah dilaknat di muka meja
kekuasaan di dunia hanya sementara

Racun telah membakar tubuh
masuk mencampur keringat buntat
mata-mata mencari lecut
laknat kau bagi hewan
mengejar kepuasan di tiang malam!!


Langsa-Padang, 2 Juni 2011








IKHLASNYA CINTA
: Bunga Status FB


(Muhrain)

Kadang ingin seperti angin
sekadar dapat memahami cinta wangi bunga.

Kadang seperti bantal guling
dikecup dipeluk temani segala mimpi indah.

Kadang seperti pohon
rindang menjadi perlindungan pejalan terik.

Kadang sebilah pedang,
membelah deru musuh kala perang.

Kadang sepucuk daun
menandai tunas kehidupan.

Kadang menentang kawan
karena tak hargai segala bantuan.


(Astry Gaara Lupz)

kadang bagai purnama
yang menerangi gulita.

kadang bagai jangkrik
di malam memudarkan kesunyian.

kadang bagai lukisan
selalu menambah keindahan.

kadang bagai selimut
menghangatkan dari dingin malam.


(Dina Ardaini)

Kadang seperti gerhana
adakala gelap menyelubungi.

Kadang banyak hal tak dimengerti
setelah dimaklumi tumbuhlah kuncup pengertian.









PERHITUNGAN DENGAN MASA DEPAN

Oleh: Heru Emka



masa depan
bila keadaan mungkin
adalah kehidupan.

hidup
dalam arti yang sejati
adalah penggalian harta terpendam.

masa depan
dalam arti yang murni
adalah mimpi.

mimpi
dalam angan-angan
bisa jadi indah sekali.

arti mimpi
hiburan atau kekecewaan
yang bisa berlanjut: lamunan.

penggalian
bila terjebak kealpaan
juga berlanjut kesangsian.

hidup, bila sangsi
adalah mimpi:
kegembiraan atau hanya iri.

mimpi ada dua di sini:
masa depan harapan,
masa depan pasti.

masa depan harapan
berarti makin jadi
masa depan pasti:
adalah mati?.



5 April 1976

(Sumber Puisi: ANTOLOGI PUISI HERU EMKA “TANDA”, Cetakan Pertama 1984, Hlm. 20, Penerbit Balai Pustaka).



HARI DEPAN

Oleh: Muhammad Rain



selagi darahku buncah akan kusongsong
biar lara jadi bendera
putih tiang dan perlambang aku sedia meradang

hari depan
seperti apakah engkau?
kucari dalam berlembar aksara cita
kharisma wajahmu meleburkan sendu sedanku

hari depan
alangkah tinggi hendak kugapai
rubungi aku dengan basuh matahari
balut wajahku lewat binar bulan

ke sisimu aku akan berada
wahai
hari depan
izinkan aku tetap pulang.


Kamar Sajak, 25 Mei 2011










Sumber Ilustrasi dan Dokumen Persandingan Puisi:

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=155037597939641&set=a.143303379113063.26419.100003002054456&type=1&theater¬if_t=comment_mention




DUA TELAPAK HUJAN


Oleh: Muhammad Rain



: Astry Anjani



merangkulku diputihi erang
cahaya di sebalik pendar
nyata adaku sebagai hujan
merambahi rambut cuaca
tergerai sepanjang semenanjung

dua telapak hujan
datang menerima segala dayaku
datang memagut waktu adaku
merubah hangat menjadi kedinginan
merubah kelu harap menjadi keinginan

kekasih rinduilah cinta paling tinggi
dari jatuh dari langit teduh
aku ada ketika kekeringan hatimu landa
berkecipratan ditentang duka laramu
menarilah denganku
berangkul ingin peluk dinding beku
dan kita bercahar mencair
ke kedalaman sungai kata
menuju lautan cinta.






MERANGKUL HUJAN


Oleh: Astry Anjani



dua telapak hujan
jatuh berderai di segala ingin
memutik segar di alis landai
kuncup yang mekar itu
adalah bunga dari semenanjung mimpi

merangkul hujan di senja hari
tuntaskan lara yang membelati
dengan gerak tarian luka
kecipak resah tertelan gemuruh nada putih

jemari tertaut pinta
dengan irama gending asmarandana
hujan, rangkul aku dalam deras cintaMu.


Indonesia, 19 Januari 2012











MALAM MEREBUTKU

Oleh: Muhammad Rain



: (teruntuk) Kuswandi Alfarisi

malam merebutku lari tidur
berpusing angin di luar kamar
berjaga dijaga kata-kata

malam merebutku Kins
meminjam mataku untuk terlihat
beberapa waktu sudah aku lelap tidur
kini mata terpasung keheningan rasa hidup

sosok tinggal bayang terhenti kantuk jalanan
jejak-jejak Belanda memasuki Tanah Rencong
aku menyeluncur seputar Taman Sari, Gunongan dan Tower Cafe
melarikkan arti kesendirian di Acehku sendiri

kapan datang ke sini Kins
kita jejal kelak Baiturrahman setiap empat penjuru
memandang ke luas Lampuh Uk di pasir putih penuh serakan tahi lembu
jujur Kins puisiku tak pernah sempurna memaknai hidup
sebab itulah terusku menulis agarku paham arti menyair
: kerja yang tak akan pernah selesai
sebelum bahasa mati dan manusia terkubur dan kiamat kunjung
dan semalaman ini hanya bulan yang lekas tidur
aku belum.

Banda Aceh-Indonesia, 9 Februari 2012



SEBELUM TAHUJUD KATA-KATAKU

Oleh: Kuswandi Alfarisi



sebelum tahajud kata-kataku
sudah pecah di lain tempat, tidak
hanya dalam kertas. Entah kenapa
barangkali mencari sesuatu yang
belum pernah ia menemu.

mungkin puisimu bisa membantunya
mencari makna itu, sebab berulangkali
ia berbisik: Aceh, aku ingin ke sana
menemui seorang kawan.

puisi merampas tidurku sekarang.


9 Februari 2012



Sumber Ilustrasi:

http://www.google.co.id/imgres?q=malam&hl=id&biw=1366&bih=664&gbv=2&tbm=isch&tbnid=PRgWFscnWl23dM%3A&imgrefurl=http%3A%2F%2Fmpeysblog.blogspot.com%2F2011%2F05%2Faku-dan-malam-malam-ini-ketika-gundah.html&docid=77UKwJn5CRF0nM&imgurl=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F-UCG7fp-8Wto%2FTcZ6OR05nYI%2FAAAAAAAAANI%2Fu5fSB5-qx5Q%2Fs1600%2Fkeluar-malam.jpg&w=327&h=480&ei=7-AyT8PFO4rtrAeAqMXPDA&zoom=1&iact=hc&vpx=971&vpy=96&dur=7395&hovh=272&hovw=185&tx=79&ty=108&sig=115211913586592561357&page=3&tbnh=147&tbnw=100&start=42&ndsp=24&ved=1t%3A429%2Cr%3A10%2Cs%3A42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar